Dampak Positif Memiliki Ayah Yang Tegas Untuk Anak

Sebagai kepala keluarga, seorang ayah diharapkan untuk memiliki sikap yang tegas dan konsisten dalam hal mendidik anak. Tapi yang perlu digaris bawahi adalah tegas tidaklah sama dengan galak.

Membedakan Sikap Tegas dan Galak

A. Sikap Tegas

Sikap tegas adalah sikap fisik seseorang yang berkonotasi positif, rasional, dan berdasarkan hukum apabila tujuannya adalah positif. Secara singkat dapat diartikan sikap tentu dan pasti (tidak ragu-ragu lagi). Ketegasan juga berarti sikap dan tindakan yang menerapkan kedisiplinan, dengan menegakkan aturan yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri. Tentu saja ketegasan itu harus proporsional, harus disesuaikan dengan tingkat usia dan perkembangan pemahamannya. Umumnya, anak-anak lebih banyak melakukan peniruan terhadap sikap dan perilaku orang-orang terdekatnya dan lingkungannya, serta lebih melihat kenyataan yang dilihatnya daripada memahami penjelasan yang mempengaruhi logikanya. Karena itu, setiap tindakan, ucapan dan sikap kita harus benar-benar menjadi teladannya.

Contoh ketegasan yang dapat diberlakukan kepada anak, seperti pembiasaan ibadah, pengaturan waktu dan cara belajar yang efektif, pengaturan waktu bermain, penyeleksian acara di televisi, dan perawatan kebersihan juga kesehatan anak. Akan tetapi, di saat yang sama kasih sayang tetap dikedepankan agar anak tidak merasa tertekan, kaku dan terlalu penurut, sehingga kreativitas berpikirnya tidak berkembang.
Ketegasan pada anak, berarti ayah harus konsisten dalam mengikuti teguran, perintah, maupun larangan yang telah diucapkan kepada anak. Jangan hanya karena anak merengek dan menangis ayah jadi luluh untuk menuruti kemauannya.

B. Sikap Galak

Sikap galak adalah sikap fisik seseorang yang berkonotasi negatif, emosional dan tidak berdasarkan hukum dan apabila tujuannya adalah negatif. Secara singkat dapat diartikan sikap pribadi yang emosional , bersikap keras dan kasar pada anak.

Bersikap galak seperti membentak anak tidak akan menjadikan anak menjadi penurut, malah kadangkala terjadi efek yang sebaliknya. Jika anak sudah mulai berlaku seenaknya ayah harus memperingati dia bukan sebaliknya, ayah jadi kesal dan marah bahkan sampai mengeluarkan kata-kata kasar (verbal abuse) dan pukulan (physical abuse).

Memiliki seorang ayah yang tegas memang sering kali membuat anak merasa kurang nyaman. Tetapi sikap tegas kepada anak tersebut penting dan memiliki banyak manfaat yang sangat berguna saat anak tumbuh besar. Anak yang dibesarkan oleh seorang ayah yang tegas dan konsisten akan memiliki kepribadian yang baik saat dewasa. Sebaliknya, anak yang dididik dan dibesarkan oleh ayah yang keras dan kasar akan cenderung susah diatur dan kemungkinan besar memiliki trauma psikologis yang mendalam.

Dampak Positif Memiliki Ayah Yang Tegas Untuk Anak:

1. Menjadikan anak yang memiliki kepribadian yang baik.

Setiap anak akan belajar dari lingkungannya dan dalam hal ini lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya. Orang-orang di sekelilingnya akan menjadi model dan contoh dalam bersikap. Para orangtua sebaiknya memberikan contoh yang baik sesuai dengan nasihat dan ucapannya kepada para anaknya.
Misalnya, membuang sampah di tempat sampah atau makan mengunyah dengan perlahan. Anak Anda secara otomatis akan belajar dan mengikuti kebiasaan tersebut.

2. Menjadikan anak memiliki keinginan yang kuat, tidak takut untuk bertemu dengan orang baru, dan akan berani mengambil risiko serta keputusan.

3. Anak juga akan memiliki sikap pantang menyerah dan tidak mudah putus asa.

4. Memiliki rasa percaya diri yang besar dan berani untuk mengutarakan pendapatnya.

Sebaliknya, ini dampak bila anak dididik oleh ayah yang tidak tegas dan konsisten:

1. Saat anak beranjak dewasa, umumnya anak tersebut akan meniru perilaku ayahnya yang tidak tegas dan tidak konsisten.

2. Anak akan cenderung lebih senang membesarkan masalah-masalah yang kecil apabila dibesarkan oleh ayah yang tidak tegas.

3. Pada umumnya akan menjadi anak yang pemalu dan mudah putus asa.

4. Anak cenderung tidak berani bertanggung jawab dan tidak berani untuk mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya.

Untuk itu, sejak dini harus mulai mendidik anak secara tegas dan konsisten. Dan perlu ditegaskan untuk menjadi ayah yang tegas, bukan ayah yang galak. Buatlah si kecil hormat pada figur ayah, bukan takut pada ayah.

eXTReMe Tracker