Atasi Rasa Kesal dan Sedih Dengan Bermimpi

Terkadang banyak orang yang susah tidur setelah mengalami hal yang tidak menyenangkan. Untuk mengatasi ingatan yang buruk dari hal yang tidak menyenangkan tersebut, anda harus berusaha untuk tidur dan bermimpi. Menurut penelitian, dengan tidur dan bermimpi bisa mengatasi rasa kesal dan sedih dari pengalaman yang tidak menyenangkan tersebut.

Alasan yang mendasari mengapa bermimpi dapat mengatasi rasa kesal dan sedih setelah mengalami hal yang tidak menyenangkan adalah karena saat bermimpi otak kita menjadi lebih tenang dan pikiran tidak tegang. Hal ini telah diteliti oleh tim peneliti dari University of California di Berkeley. Hasilnya menunjukkan bahwa saat seseorang bermimpi di malam hari, otak akan mengaktifkan saraf-saraf tertentu untuk meredakan ketegangan pikira dan akan membuat kenangan buruk menjadi berkurang dan tidak lagi menjadi beban pikiran.

Ketika mimpi mulai terbentuk, akan terjadi reaksi yang memicu perubahan aktivitas sistem saraf di otak pada fase Rapid Eye Movement (REM). Secara umum, ada dua fase tidur yaitu rapid eye movement (REM) dan non-REM. Fase REM ditandai gerakan bola mata yang cepat, ketidakteraturan nafas dan denyut jantung, masih adanya gerakan otot, serta adanya mimpi. Sementara fase non-REM ditandai kondisi tubuh yang lebih tenang dan biasanya tidak ada mimpi, atau disebut juga sebagai fase tidur dalam.

Setelah mengalami fase REM, begitu bangun, orang tersebut memang tidak akan pernah menyadari apa yang terjadi di otaknya selama tertidur. Aktivitas sistem saraf selama tidur itu akan membuat otak lebih mampu mengelola emosi, sehingga kenangan-kenangan buruk setelah mengalami hal yang tdak menyenangkan itu tidak akan jadi pikiran lagi. Mungkin tidak benar-benar hilang, namun setidaknya pikiran bisa fokus ke hal lain yang lebih berguna.

Seorang peneliti yang juga seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di University of California, Berkeley, Matthew Walker, mengatakan “Kita bangun keesokan harinya, dan pengalaman-pengalaman buruk itu telah menjadi lebih baik dalam kekuatan emosionalnya. Kita merasa lebih baik, merasa bisa mengatasi,” ujarnya.
Pada penelitian tersebut, dilibatkan sebanyak 35 orang dewasa dengan tubuh sehat. Kemudian dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing diperlihatkan 150 gambar yang menyedihkan, sebanyak 2 kali dalam sehari dengan jeda selama 12 jam.

Hasilnya, mereka yang tidur setelah diperlihatkan gambar menyedihkan dilaporkan mengalami penurunan kadar emosi secara signifikan ketika melihat kembali gambar-gambar itu. Para peserta penelitian tersebut menjadi lebih tenang dan lebih bisa menjaga jarak dengan perasaan dibandingkan peserta yang tidak sempat tidur. Mari bermimipi !

eXTReMe Tracker