Hukuman Fisik Picu Depresi dan Gangguan Mental pada Anak

Orang tua sering kali kehilangan kendali diri saat anak berbuat nakal. Tanpa sadar ada yang sampai memukul, menampar, atau membentak anak sebagai hukumannya.

Tahukah anda, bahwa dengan memberikan hukuman fisik seperti memukul, menampar, dan membentak saat anak berbuat nakal akan dapat membuat anak bersikap agresif, depresim dan mengalami ganguan mental?

Sebuah studi yang dilakukan selama 20 tahun oleh para peneliti dari University of Manitoba dan Children’s Hospital of Eastern Ontario menyimpulkan bahwa memukul, menampar, atau membentak saat si kecil berbuat nakal dapat memancing tindakan agresif saat mereka dewasa nanti.

Keterkaitan antara hukuman fisik dengan tingginya sikap agresif dan pemberontak yang dirasakan anak terhadap orang tua, saudara dan teman-temannya ditemukan oleh salah satu anggota tim peneliti Joan Durrant.

Penelitian tersebut dilakukan kepada 500 keluarga dengan sejumlah anak yang kerap mendapat hukuman secara fisik, seperti dipukul, ditampar atau dibentak oleh orang tuanya.

Akibat hukuman fisik tersebut, mereka menjadi rentan depresi dan gangguan mental lainnya. Gangguan ini berkembang hingga mereka beranjak dewasa, ditambah dengan sikap agresif dan kerap membantah orang-orang di sekitarnya.

Pengamatan selama 20 tahun tentang hukuman fisik kepada anak ini, peneliti menemukan banyak sekali perubahan mengenai metode hukuman pada anak di mastarakat.

Pada beberapa negara hukuman fisik membentak, menampar, memukul, atau menepuk bokong sebagai tindakan sanksi bagi anak mulai diatur secara hukum.

Di 20 negara Eropa termasuk Jerman, Spanyol dan Belanda hukuman fisik ini dilarang keras. Tetapi di AS, memukul anak sebagai bentuk hukuman dilegalkan dengan batasan-batasan tertentu yang berbeda di masing-masing negara bagian. Di Inggris, hukuman secara fisik masih diperbolehkan, asalkan tidak meninggalkan bekas luka di tubuh. Peraturan ini dibuat sejak 2004, tapi tidak menghentikan 71% persen orangtua yang masih keukeuh mendukung hukuman fisik terhadap anak.

Kesimpulan akhir yang diperoleh, tim peneliti menyarankan kepada para orang tua untuk tidak memberikan hukuman atau sanksi yang tidak melukai fisik dan mengetahui dampaknya kepada anak.

Daripada memberikan hukuman fisik yang akan memberikan dapak buruk kepada anak, lebih kita memberikan hukuman yang lebih manusiawi dan mendidik. Karena tujuan hukuman sebenarnya adalah agar anak bisa menjadi lebih baik, lebih maju, lebih santun dan lebih berguna bagi teman dan lingkungannya.

eXTReMe Tracker